Museum kipahare

Kelompok (1)

Museum Ki Pahare ini diresmikan pada tanggal 25 Maret 2017, dan merupakan museum satu – satu nya di Jawa Barat yang berbasis komunitas. Komunitas tersebut awalnya senang terhadap budaya, kemudian menemukan barang – barang yang layak di museumkan sehingga terbangunlah museum ki pahare. 

Pengelola museum ini jelas dikelola Oleh komunitas tersebut (swasta) dan untuk biaya masuk ke dalam museum itu gratis, jam operasional museum hanya untuk hari senin sampai dengan sabtu dibuka mulai jam 08.00 – 14.00 WIB dan untuk hari minggu museum ini digunakan untuk Latihan seni tari dan music tradisional sunda. 

Koleksi yang ada disana dibagi menjadi tiga periode sejarah, mulai dari pra-sejarah, klasik dan kolonial. Di zaman pra-sejarah terdapat perkakas batu yang ditemukan disekitar Kota dan Kabupaten Sukabumi, kemudian di zaman klasik terdapat arca, dan di zaman kolonial ada beberapa dokumen yang terkait dengan perjalanan kolonial belanda Sukabumi. 

Daya tarik utama museum ini yaitu Etnografi, membahas tentang Sukabumi yang memiliki tradisi dan budaya yang dapat dinikmati dan dikenang hingga sekarang, misalnya peninggalan alat – alat pertanian, alat dapur, alat mencari ikan dan hampir 90% barang – barang bersejarah tersebut di temukan di Sukabumi.

Bagi masyarakat yang ingin mengetahui sejarah Sukabumi, hadirnya museum Kipahare yang terletak tak jauh dari Kantor Kelurahan Baros, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Jawa Barat jelas terasa sangat membantu.

Di museum yang juga merangkap perpusatakaan umum ini, tersimpan benda-benda yang berkaitan dengan Sukabumi pada masa lampau. Koleksinya pun cukup beragam, serta mewakili rentang waktu perjalanan sukabumi yang sangat panjang.

Kepala Museum Kipahare Sandi S Wijaya menjelaskan ia membagi museum kedalam tiga periode sejarah yang terjadi di sukabumi, yaitu purbakala, era klasik atau kerajaan dan masa kolonial.

Adapun benda-benda koleksi museum meliputi kepala arca, Lingga, pusaka, senjata tradisional, mata uang kuno, foto-foto reproduksi masa kolonial, barang barang rumah tangga tempo dulu, sudut rumah sunda tradisional hingga dokumen penetapan hari jadi Kota Sukabumi versi pemerintah kolonial belanda.

Sandi menambahkan untuk mendapatkan benda-benda tersebut tidak mudah. Ia mengatakan beberapa koleksi museum merupakan hasil pencarian dan eksvakasi tim relawan pelestari budaya, sebuah komunitas yang fokus dalam bidang pelestarian cagar budaya di Sukabumi.

“Sukabumi sangat banyak peninggalan budaya dan sejarah, baik dari masa awal peradaban hingga masa kolonial. Namun banyak yang belum terdata hingga rawan hilang atau rusak. Untuk situs-situs yang cenderung aman baik dari kerusakan ataupun tangan nakal kita cukup data dan dokumentasikan. Sedangkan untuk peninggalan yang rawan, kami selamatkan dan kami amankan di museum hingga tetap bisa dinikmati dan dikagumi,” terangnya. Berikut beberapa potret museum kipahare :










Komentar